Dosen
: Edy Purwo Saputro, SE<M.SI
SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER DAYA
ALAM
Disusun oleh :
Endah Wahyuhani (B.100090075)
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUA
a. Latarbelakang
b. Manfaat
BAB
II PEMBAHASAN
a. Penduduk
dan tenaga kerja
b. Karakteristik
kependudukan Indonesia
c. Ketenagakerjaan
d. Konsep
dan devinisi
e. Ankatan
kerja indonesia
f. Tingkat
partisipasi angkatan kerja dan pengangguran
g. Pekerjaan
dan tingkat upah
h. kebijKn
ketenagakerjaan dan kependudukan
BAB
III Kesimpulan
Penutup
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia dalam hal ini
penduduk, penduduk yang pada umumnya di pandang sebagai penghambat atau juga
bisa di pandang sebagai pemicu perkembangan pembangunan. Cera mengantisipasi
padatnya sumber daya manusia yaitu dengan cara meningkatkan kualitas sumber
daya manisia itu sendiri dengan berupaya memanfaatkan dan mengolah sumber daya
alam yang ada di sekitar, hingga dapat menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas. Semakin banyak sumber daya manusia yang berkualitas maka semakin
banyak juga tenaga kerja yang berkualitas, yang dapat mengolah dan memanfaatkan
sumber daya alam yam efisien dan efektif.
MANFAAT
1. Pembaca dapat mempelajari lebih lanjut tentang penduduk dan ketenagakerjaan.
2. Penulis dapat lebih lanjut menelaah masalah-masalah kependudukan yang menyebabkan masalah ketenagakerjaan dan pengangguran.
1. Pembaca dapat mempelajari lebih lanjut tentang penduduk dan ketenagakerjaan.
2. Penulis dapat lebih lanjut menelaah masalah-masalah kependudukan yang menyebabkan masalah ketenagakerjaan dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA, TINGKAT
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN
PEDUDUK DAN TENAGA KERJA
Penduduk
berfungsi ganda dalam perekonomian. Dalam kontek pasar ia berada baik di sisi
permintaan maupun di sisi penawaran. Di sisi permintaan penduduk adalah
konsumen, sumber permintaan barang-barang dan jasa. Di sisi penawaran, penduduk
adalah produsen, jika ia pengusaha atau pedagang, atau tenaga kerja, jika ia semata-mata
pekerja. Dalam konteks pembangunan, pandangan terhadap penduduk terpecah dua,
ada yang menganggapnya sebagai penghambat pembangunan, ada pula yang
menganggapnya pemacu pembangunan.
Tentu saja tidak sembarang penduduk
dengan sendirinya akan mengembangkan perekonomian. Di sisi konsumsi, permintaan
akan meningkat jika hanya penduduk selaku konsumen mempunyai daya beli yang
menjangkau. Sedangkan di sisi produksi, penawaran akan tanggap hanya jika
penduduk selaku produsen atau sumber daya menusia memiliki kapasitas produktif
yang memadai dan efisien. Ddngan demikian, apakah pada akhirnya penduduk
merupakan pemacu atau penghambat pembangunan, persoalan bukan semata-mata
terletak pada besar atau kecil jumlahnya. Akan tetapi juga bergantung pada
kapasitas penduduk tersebut, baik selaku konsumen atau sumber permintaan maupun
selaku produsen atau sumber penawaran .
Tekanan masalah kependudukan atas
pembangunan sesungguhnya sesungguhnya tidak terlalau berhubungan dengan aspek
jumlah, melainkan yang bersangkutan. Variable-variabel lain itu misalnya
sebaran; komposisi; kepadatan dan pertumbuhan penduduk. Sedangkan karakteristik
yang di maksud misalnya tingkat pendapatan; kesehatan; dan pendidikan.
Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia.
Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh
data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :
a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
Ketidak
merataan jumlah penduduk antar daerah menimbulkan masalah urbanisasi. Arus
urbanisasi yang deras menimbulkan masalah bagi kota yang di datangi menyangkut
penyediaan lapangan kerja, pemukiman, kriminalitas, dan masalah-masalah social
yang lain.
Sensus penduduk (cacah
jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data
kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh
a. Angka kelahiran
b. Angka kematian
c. Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.
a. Angka kelahiran
b. Angka kematian
c. Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.
KARAKTERISTIK KEPENDUDUKAN
INDONESIA
Sampai
dengan akhir repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin di
perkirakan tidak akan berubah, penduduk perempuan masih lebih banyak dari pada
laki-laki. Anka rata-rata harapan hidup meningkat dari 62,7 tahun pada akhir
pelita V lalu menjadi 64,6 tahun pada
akhir repelita VI yang akan dating. Karakteristik demografis Indonesia
sepanjang repelita VI berdasar table di
bawah
Selama repelita VI pemerintah
menargetkan dapat menekan angka kelahiran kasar dan kematian kasar,
masing-masing dari 34,5 menjadi 22,6 dan 7,9 menjadi 7,5 per mil. Begitu pula
angka kematian bayi, dari 58 menjadi 50 orang per 1000 kelahiran. Dilihat dari
komposisi umur, penduduk Indonesia tergolong berumur usia muda. Pada akhir
pelita V, sebanyak 43,63 juta dari 189,13 juta sekutar (23%) berumur antara
10-19 tahun. Provinsi ini di perkirakan sedikit bergeser pada akhir repelita
YI. Penduduk berusia kurang dari 10 tahun menjadi 21,09 persen, sedangkan yang
berusia antara 10-19 tahun menjadi 21,52 persen. Di lain pihak, penduduk
berusia lanjut (60 tahun ke atas) di perkirakan meningkat dari 6,18% pada akhir
pelita V yang lalu menjadi 6,97% pada akhir repelita VI. Pergeseran komposisi
usia penduduk ini tentu saja berdampak terhadap aspek ketenagakerjaan.
Perkiraan karakteristik demografis
indonesia
Keterangan
|
Satuan
|
Akhir repelita
|
|
V
|
W
|
||
Penduduk total
a.
Laki-laki
b.
Perempuan
Laju pertumbuhan
Kelahiran total
Kelahiran kasar
Kematian kasar
Pertambahan alamiah
Kematian bayi
Rata-rata harapan hidup
|
Juta jiwa
Persen
Per
1000 wanita
Per
1000 penduduk
Per
1000 penduduk
Per
1000 penduduk
Per
1000 kelahiran
tahun
|
189,1
94,3
94,8
1,7
2.673
24,5
7,9
16,6
58
62,7
|
204,4
101,9
102,5
1,5
2.597
22,6
7,5
15,1
50
64,6
|
KETENAGAKERJAAN
Secara garis besar penduduk di suatu
Negara di bedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan
usia kerja berbeda-beda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain.
KONSEP DAN DEFINISI
Tenaga kerja ( manpower ) di pilih
pula dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force )dan bukan angkatan
kerja. Yang termasuk angkatan kerja
adalah tenaga tidak kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau
mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan mencari pekerjaan.
Sedangkan yang termasuk bukan angkatan
kerja (bukan termasuk angkatan kerja ) adalah tenaga kerja atau penduduk
dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak
mencari pekerjaan.
Selanjuutnya, angkatan keerja di
bedakan pula menjadi dua subkelompok yaitu pekerja dan penganggur. Yang di
maksud dengan pekerja ialah oaring-
oaring yang mempunyai pekerjaan, dan (saat di sensus atau di survai) memang
sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara
waktu kebutuhan sedang tidak bekerja. Adapun yang di maksud dengan penganggur ialah orang yang tidak
mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan ( masih atau
sedang) mencari pekerjaan. Penganggur semacam ini dinyatakan oleh BPS sebagai penganggur terbuka.
Tenaga kerja yang bukan angkatan
kerja dibedakan menjadi tiga subkelompok yaitu penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah; mengurus rumah tangga
(tanpa mendapatkan upah); serta penerima pendapatan lain.
Konsep
pemilah-milahan penduduk seperti di atas di sebut pendekatan angkatan kerja (labour force approach), diperkenalkan
oleh international labour organization (ILO). Banyak negate berkembang
menerapkan pendekatan ini. Biro pusat statistik juga menerapkannya untuk
memetakan dan menganalisis ketenaga kerjaan di tanah air. Alternative bagi
pendekatan ini ialah pendekatan
pemanfaatan tenaga kerja.perbedaannya pendekatan pertama hanya sekedar
membedakan angkatan kerja atas beekrja dan menganggur, tidak menguraikan
pekerja secara lebih rinci berdasarkan pemanfaatan tenaganya.
Pemilihan penduduk berdasarkan
pendekatan pemanfaatan tenaga kerj
ANGKATAN KERJA INDONESIA
Sekitar tiga perempat penduduk
Indonesia termasuk di dalam batas usia kerja. Dengan kata lain, seperempat
penduduk tidak tergolong sebahai tenaga kerja karena belum berumur 10 tahun.
Pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja tercatat sebanyak 143,8 juta orang. Tidak
semua dari jumlah ini tergolong sebagai angkatan kerja, yaitu mereka yang
kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tetapi
bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. Proporsi tenaga kerja yang
tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60 persen. Pertumbuhan
jumlah tenaga kerja lebih tinggi dari pada pertumbuhan jumlah penduduk secara
keseluruhna. Hal ini di sebabkan karena struktur penduduk kita menurut
komposisi umur hingga saat ini masih di dominasi penduduk berusia muda.
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
DAN PENGANGGURAN
Dari data-data ketenagakerjaan dapat
di ketahui dan di hitung berbagai konsep yang berkaitan dengan tingkat
pengerjaan tingkat pengangguran. Konsep-konsep dimaksud berkaitan dengan tingkat
pengerjaan dan tingkat pengangguran. Konsep-konsep di maksud adalah tingkat
pertisipasi angkatan kerja (TPAK) tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran.
partisipasi angkatan
kerja Indonesia berkisar pada angka 57%. Dengan kurun waktu 1991-1994 kenaikan
angkanya relative tidak berarti, 57,1 persen pada tahun 1991 menjadi 57,6% pada
tahun 1994.
PEKERJAAN
DAN TINGKAT UPAH
Sebaran
pekerjaan angkatan kerja dapat di tinjau dari tiga aspek yaitu :
1. Lapangan pekerjaan
2. Sumber pekerjaan
3. Jenis pekerjaan
1. Lapangan pekerjaan
2. Sumber pekerjaan
3. Jenis pekerjaan
Sebaran
angkatan kerja berdasarkan lapangan pekerjaan menggambarkan di sector-sektor
produksi apa/ mana saja para pekerja menyandarkan sumber nafkahnya. Sebaran
menurut setatus pekerjaan menjelaskan kedudukan pekerja di dalam pekerjaan yang
di miliki atau di lakukannya. Adapun sebaran menurut jenis pekerjaan
menunjukkan kegiatan kongkrit apa yang di kerjakan oleh pekerja yang
bersangkutan.
LAPANGAN; SETATUS; DAN JENIS
PEKERJAAN
Lapangan pekerjaan utama bagi rakyat
Indonesia masih di sector pertanian. Sector perdagangan dan sector jasa
menempati kedudukan ke dua dan ketiga. Adapun sector industri pengolahan berada
di urutan berikutnya.
Ditinjau menurut setatus dari pekerjaan
utama yang di lakukan hampir sepertiga angkatan kerja yang bekerja bersetatus
sebagai buruh, karyawan, atau pegawai.
JASA KERJA
Menilai
seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia
mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kuranglah memadai. Pendekatan
semacam ini mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seorang
bisasaja tergolong tidak menganggur karena ia bekerja atau mempunyai pekerjaan.
Akan tetapi jika dalam bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara
optimal, berarti ia bekerja tidak dalam kapasitas penuh. Maka sesungguhnya ia
setengah menganggur atau menganggur secara terselubung. Oleh karenanya jam
kerja yang di curahkan perlu turut di pertimbangkan.
TINGKAT UPAH
Upah tertinggi bagi yang bekerja yang
bersetatus karyawan atau buruh adalah di sector pertambangan. Karyawan
pelaksana yang bekerja di sector ini, dengan tingkat di bawah mandor, per bulan
Maret 1994 menerima upah rata-rata Rp 57 300 perbulan.rekan-rekan mereka yang
bekerja di sector perhotelan memperoleh Rp 58 200, sedangkan yang bekerja di
sector industri pengolahan hanya menerima upah rata-rata Rp32 000 perbulan.
KEBUJAKAN KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
Berbagai kebijaksanaan telah, sedang, dan
atau di tempuh oleh pemerintah dalam upaya mengatasi masalah-masalah
kependudukan dan ketenagakerjaan. Dengan peningkatan kualitas penduduk dimaksudkan
adalah peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan manusia serta masyarakat
Indonesia sebagai pelaku utama dan sasaran pembangunan. Sedangkan di bidang
ketenagakerjaan, penciptaan, dan perluasan lapangan kerja terus di upayakan
terutama melalui peningkatan dan pemerataan pembangunan industri, pertanian,
dan jasa yang mempu menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Pengendalian pertumbuhan penduduk di
tempuh antaralain melalui gerakan keluarga berencana untukmewujudkan norma
keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Dalam persebaran penduduk program
transmigrasi di masa depan lebih di arahkan pada transmigrasi swakarsa.
Pembangunan kependudukan di kaitkan pula pada pertimbangan pemeliharaan
kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup, sehingga mobilitas
dan persebaran penduduk selaras dengan kesempatan kerja dan pembangunan daerah.
Dalam
rangaka peningkatan kualitas penduduk secara kongkrit di terapkan pada akhir
PJP kelak angka-angka sasaran berikut dapat tercapai :
·
Angka harapan hidup : 70,6 tahun
·
Pertumbuhan penduduk : 0,88 persen
·
Angka kelahiran kasar : 16,1 per seribu penduduk
·
Angka kematian kasar : 7,4 per seribu penduduk
·
Pertambahan alamiah : 8,8 per seribu penduduk
·
Angka kematian bayi : 20 per seribu kelahiran
hidup
BAB III
KESIMPULAN
Unyuk
mencapai sasaran-sasaran yang di canangkan di atas, di tempuh dengan berbagai
kebijakan dan program-program sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas penduduk, melalui
program perluasan pendidikan perbaikan mutu pendidikan.
b. Pengendalian pertumbuhan dan kualitas
penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan layanan kesehatan
dasar.
c. Pengarahan persebaran dan mobilitas
penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
d. Penyempurnaan sistem informasi
kependudukan, melalui program pengembanganadministrasi, dan peralatan statistik
kependudukaan
e. Pendayaguanaan dan kesejahteraan
penduduk usia lanjut.
Masalah
pengangguran sesungguhnya bukan hanya factor kependudukan saja. Yang perlu di perhatikan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah :
f. Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan perbaikan mutu pendidikan.
g. Pengendalian pertumbuhan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan l kayanan kesehatan dasar.
h. Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
i. Penyempurnaan sistem informasi kependudukan, melalui program pengembangan administrasi, dan peralatan statistik kependudukan.
j. Pendayaguanaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.
f. Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan perbaikan mutu pendidikan.
g. Pengendalian pertumbuhan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan l kayanan kesehatan dasar.
h. Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
i. Penyempurnaan sistem informasi kependudukan, melalui program pengembangan administrasi, dan peralatan statistik kependudukan.
j. Pendayaguanaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.
Jenis
& macam pengangguran
Berdasarkan
jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam:
§ Pengangguran Terselubung (Disguised
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
§ Setengah Menganggur (Under
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
§ Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
§ Pengangguran friksional (frictional
unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§ Pengangguran konjungtural (cycle
unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
§ Pengangguran struktural (structural
unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti:
1.
Akibat permintaan berkurang
2.
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.
Akibat kebijakan pemerintah
§ Pengangguran musiman (seasonal
Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena
adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
§ Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur
akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.
§ Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi
akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
§ Pengangguran siklus
§ Pengangguran siklus adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
PENUTUP
Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya sebagai penulis meminta saran dan
kritikan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bias menjadi sumber
pembelajaran bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan yang lebih bermanfaat
lagi, dalam mata kuliah perekonomian indonesia. Dan saya sebagai penulis
apabila ada salah-salah dalam penyajian informasi dalam makalah ini meminta
maaf,dan trimakasih bagi pembaca yang mau memberikan saran dan kritikan serta
telah menyempatkan membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, 1997.Perekonomian indonesia, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
makalahnya bagus gan, mohon kunjungan balik dan komentarnya ya ... sertakan pula link situ punya blog untuk saya kunjungi balik biar lebih akrab sesama blogger swe...er
BalasHapushttp://najibkarya.blogspot.com/2013/07/artikel-kependudukan-tentang-masalah.html
he.. he.. taw aja kalau ane maw promosi link
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusGet directions, reviews 오산 출장안마 and information for Borgata Hotel Casino & Spa in 당진 출장마사지 Atlantic 태백 출장안마 City, NJ. Address: 3131 S. 하남 출장마사지 Flamingo Way, Atlantic 광주 출장마사지 City, NJ 08401.