Senin, 08 Oktober 2012

Makalah Kependudukan dan Ketenaga Kerjaan





                                                                                    Dosen : Edy Purwo Saputro, SE<M.SI

SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER DAYA ALAM


 

Disusun oleh :
Endah Wahyuhani (B.100090075)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012



DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUA
a.       Latarbelakang
b.      Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
a.       Penduduk dan tenaga kerja
b.      Karakteristik kependudukan Indonesia
c.       Ketenagakerjaan
d.      Konsep dan devinisi
e.       Ankatan kerja indonesia
f.       Tingkat partisipasi angkatan kerja dan pengangguran
g.      Pekerjaan dan tingkat upah
h.      kebijKn ketenagakerjaan dan kependudukan
BAB III Kesimpulan
                        Penutup
                        Daftar pustaka
                       


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
            Sumber daya manusia dalam hal ini penduduk, penduduk yang pada umumnya di pandang sebagai penghambat atau juga bisa di pandang sebagai pemicu perkembangan pembangunan. Cera mengantisipasi padatnya sumber daya manusia yaitu dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manisia itu sendiri dengan berupaya memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam yang ada di sekitar, hingga dapat menciptakan tenaga kerja yang berkualitas. Semakin banyak sumber daya manusia yang berkualitas maka semakin banyak juga tenaga kerja yang berkualitas, yang dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yam efisien dan efektif.

MANFAAT
1. Pembaca dapat mempelajari lebih lanjut tentang penduduk dan ketenagakerjaan.
2. Penulis dapat lebih lanjut menelaah masalah-masalah kependudukan yang menyebabkan masalah      ketenagakerjaan dan pengangguran.

BAB II
PEMBAHASAN

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA, TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN
PEDUDUK DAN TENAGA KERJA
            Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian. Dalam kontek pasar ia berada baik di sisi permintaan maupun di sisi penawaran. Di sisi permintaan penduduk adalah konsumen, sumber permintaan barang-barang dan jasa. Di sisi penawaran, penduduk adalah produsen, jika ia pengusaha atau pedagang, atau tenaga kerja, jika ia semata-mata pekerja. Dalam konteks pembangunan, pandangan terhadap penduduk terpecah dua, ada yang menganggapnya sebagai penghambat pembangunan, ada pula yang menganggapnya pemacu pembangunan.
            Tentu saja tidak sembarang penduduk dengan sendirinya akan mengembangkan perekonomian. Di sisi konsumsi, permintaan akan meningkat jika hanya penduduk selaku konsumen mempunyai daya beli yang menjangkau. Sedangkan di sisi produksi, penawaran akan tanggap hanya jika penduduk selaku produsen atau sumber daya menusia memiliki kapasitas produktif yang memadai dan efisien. Ddngan demikian, apakah pada akhirnya penduduk merupakan pemacu atau penghambat pembangunan, persoalan bukan semata-mata terletak pada besar atau kecil jumlahnya. Akan tetapi juga bergantung pada kapasitas penduduk tersebut, baik selaku konsumen atau sumber permintaan maupun selaku produsen atau sumber penawaran .
            Tekanan masalah kependudukan atas pembangunan sesungguhnya sesungguhnya tidak terlalau berhubungan dengan aspek jumlah, melainkan yang bersangkutan. Variable-variabel lain itu misalnya sebaran; komposisi; kepadatan dan pertumbuhan penduduk. Sedangkan karakteristik yang di maksud misalnya tingkat pendapatan; kesehatan; dan pendidikan.


Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :
a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
Ketidak merataan jumlah penduduk antar daerah menimbulkan masalah urbanisasi. Arus urbanisasi yang deras menimbulkan masalah bagi kota yang di datangi menyangkut penyediaan lapangan kerja, pemukiman, kriminalitas, dan masalah-masalah social yang lain.
Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh 
a. Angka kelahiran
b. Angka kematian
c.  Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
3.  Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
5.  Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
6.  Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.
KARAKTERISTIK KEPENDUDUKAN INDONESIA
Sampai dengan akhir repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin di perkirakan tidak akan berubah, penduduk perempuan masih lebih banyak dari pada laki-laki. Anka rata-rata harapan hidup meningkat dari 62,7 tahun pada akhir pelita V lalu menjadi 64,6 tahun  pada akhir repelita VI yang akan dating. Karakteristik demografis Indonesia sepanjang repelita VI  berdasar table di bawah
            Selama repelita VI pemerintah menargetkan dapat menekan angka kelahiran kasar dan kematian kasar, masing-masing dari 34,5 menjadi 22,6 dan 7,9 menjadi 7,5 per mil. Begitu pula angka kematian bayi, dari 58 menjadi 50 orang per 1000 kelahiran. Dilihat dari komposisi umur, penduduk Indonesia tergolong berumur usia muda. Pada akhir pelita V, sebanyak 43,63 juta dari 189,13 juta sekutar (23%) berumur antara 10-19 tahun. Provinsi ini di perkirakan sedikit bergeser pada akhir repelita YI. Penduduk berusia kurang dari 10 tahun menjadi 21,09 persen, sedangkan yang berusia antara 10-19 tahun menjadi 21,52 persen. Di lain pihak, penduduk berusia lanjut (60 tahun ke atas) di perkirakan meningkat dari 6,18% pada akhir pelita V yang lalu menjadi 6,97% pada akhir repelita VI. Pergeseran komposisi usia penduduk ini tentu saja berdampak terhadap aspek ketenagakerjaan.
Perkiraan karakteristik demografis indonesia
Keterangan
Satuan
Akhir repelita
V
W
         Penduduk total
a.       Laki-laki
b.      Perempuan
         Laju pertumbuhan
         Kelahiran total
         Kelahiran kasar
        Kematian kasar
        Pertambahan alamiah
        Kematian bayi
     Rata-rata harapan hidup
Juta jiwa

Persen
Per 1000 wanita
Per 1000 penduduk
Per 1000 penduduk
Per 1000 penduduk
Per 1000 kelahiran
tahun
189,1
94,3
94,8
1,7
2.673
24,5
7,9
16,6
58
62,7
204,4
101,9
102,5
1,5
2.597
22,6
7,5
15,1
50
64,6

KETENAGAKERJAAN
            Secara garis besar penduduk di suatu Negara di bedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain.



KONSEP DAN DEFINISI
            Tenaga kerja ( manpower ) di pilih pula dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force )dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah tenaga tidak kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja (bukan termasuk angkatan kerja ) adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan.
            Selanjuutnya, angkatan keerja di bedakan pula menjadi dua subkelompok yaitu pekerja dan penganggur. Yang di maksud dengan pekerja ialah oaring- oaring yang mempunyai pekerjaan, dan (saat di sensus atau di survai) memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebutuhan sedang tidak bekerja. Adapun yang di maksud dengan penganggur ialah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan ( masih atau sedang) mencari pekerjaan. Penganggur semacam ini dinyatakan oleh BPS sebagai penganggur terbuka.
            Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan menjadi tiga subkelompok yaitu penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah; mengurus rumah tangga (tanpa mendapatkan upah); serta penerima pendapatan lain.
          

Konsep pemilah-milahan penduduk seperti di atas di sebut pendekatan angkatan kerja (labour force approach), diperkenalkan oleh international labour organization (ILO). Banyak negate berkembang menerapkan pendekatan ini. Biro pusat statistik juga menerapkannya untuk memetakan dan menganalisis ketenaga kerjaan di tanah air. Alternative bagi pendekatan ini ialah pendekatan pemanfaatan tenaga kerja.perbedaannya pendekatan pertama hanya sekedar membedakan angkatan kerja atas beekrja dan menganggur, tidak menguraikan pekerja secara lebih rinci berdasarkan pemanfaatan tenaganya.
Pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerj
ANGKATAN KERJA INDONESIA


            Sekitar tiga perempat penduduk Indonesia termasuk di dalam batas usia kerja. Dengan kata lain, seperempat penduduk tidak tergolong sebahai tenaga kerja karena belum berumur 10 tahun. Pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja tercatat sebanyak 143,8 juta orang. Tidak semua dari jumlah ini tergolong sebagai angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tetapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60 persen. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja lebih tinggi dari pada pertumbuhan jumlah penduduk secara keseluruhna. Hal ini di sebabkan karena struktur penduduk kita menurut komposisi umur hingga saat ini masih di dominasi penduduk berusia muda.
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN PENGANGGURAN
            Dari data-data ketenagakerjaan dapat di ketahui dan di hitung berbagai konsep yang berkaitan dengan tingkat pengerjaan tingkat pengangguran. Konsep-konsep dimaksud berkaitan dengan tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran. Konsep-konsep di maksud adalah tingkat pertisipasi angkatan kerja (TPAK) tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran.

           partisipasi angkatan kerja Indonesia berkisar pada angka 57%. Dengan kurun waktu 1991-1994 kenaikan angkanya relative tidak berarti, 57,1 persen pada tahun 1991 menjadi 57,6% pada tahun 1994.

PEKERJAAN DAN TINGKAT UPAH
            Sebaran pekerjaan angkatan kerja dapat di tinjau dari tiga aspek yaitu :
1.   Lapangan pekerjaan
2.  Sumber pekerjaan
3.  Jenis pekerjaan
Sebaran angkatan kerja berdasarkan lapangan pekerjaan menggambarkan di sector-sektor produksi apa/ mana saja para pekerja menyandarkan sumber nafkahnya. Sebaran menurut setatus pekerjaan menjelaskan kedudukan pekerja di dalam pekerjaan yang di miliki atau di lakukannya. Adapun sebaran menurut jenis pekerjaan menunjukkan kegiatan kongkrit apa yang di kerjakan oleh pekerja yang bersangkutan.
LAPANGAN; SETATUS; DAN JENIS PEKERJAAN
      Lapangan pekerjaan utama bagi rakyat Indonesia masih di sector pertanian. Sector perdagangan dan sector jasa menempati kedudukan ke dua dan ketiga. Adapun sector industri pengolahan berada di urutan berikutnya.     
      Ditinjau menurut setatus dari pekerjaan utama yang di lakukan hampir sepertiga angkatan kerja yang bekerja bersetatus sebagai buruh, karyawan, atau pegawai.
JASA KERJA
      Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kuranglah memadai. Pendekatan semacam ini mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seorang bisasaja tergolong tidak menganggur karena ia bekerja atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam kapasitas penuh. Maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara terselubung. Oleh karenanya jam kerja yang di curahkan perlu turut di pertimbangkan.
TINGKAT UPAH
      Upah tertinggi bagi yang bekerja yang bersetatus karyawan atau buruh adalah di sector pertambangan. Karyawan pelaksana yang bekerja di sector ini, dengan tingkat di bawah mandor, per bulan Maret 1994 menerima upah rata-rata Rp 57 300 perbulan.rekan-rekan mereka yang bekerja di sector perhotelan memperoleh Rp 58 200, sedangkan yang bekerja di sector industri pengolahan hanya menerima upah rata-rata Rp32 000 perbulan.

KEBUJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
      Berbagai kebijaksanaan telah, sedang, dan atau di tempuh oleh pemerintah dalam upaya mengatasi masalah-masalah kependudukan dan ketenagakerjaan. Dengan peningkatan kualitas penduduk dimaksudkan adalah peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan manusia serta masyarakat Indonesia sebagai pelaku utama dan sasaran pembangunan. Sedangkan di bidang ketenagakerjaan, penciptaan, dan perluasan lapangan kerja terus di upayakan terutama melalui peningkatan dan pemerataan pembangunan industri, pertanian, dan jasa yang mempu menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
      Pengendalian pertumbuhan penduduk di tempuh antaralain melalui gerakan keluarga berencana untukmewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Dalam persebaran penduduk program transmigrasi di masa depan lebih di arahkan pada transmigrasi swakarsa. Pembangunan kependudukan di kaitkan pula pada pertimbangan pemeliharaan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup, sehingga mobilitas dan persebaran penduduk selaras dengan kesempatan kerja dan pembangunan daerah.
Dalam rangaka peningkatan kualitas penduduk secara kongkrit di terapkan pada akhir PJP kelak angka-angka sasaran berikut dapat tercapai :
·         Angka harapan hidup                    : 70,6 tahun
·         Pertumbuhan penduduk                : 0,88 persen
·         Angka kelahiran kasar                   : 16,1 per seribu penduduk
·         Angka kematian kasar                   : 7,4 per seribu penduduk
·         Pertambahan alamiah                    : 8,8 per seribu penduduk
·         Angka kematian bayi                    : 20 per seribu kelahiran hidup

BAB III
KESIMPULAN

Unyuk mencapai sasaran-sasaran yang di canangkan di atas, di tempuh dengan berbagai kebijakan dan program-program sebagai berikut :
a.  Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan perbaikan mutu pendidikan.
b. Pengendalian pertumbuhan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan layanan kesehatan dasar.
c. Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
d. Penyempurnaan sistem informasi kependudukan, melalui program pengembanganadministrasi, dan peralatan statistik kependudukaan
e. Pendayaguanaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.

Masalah pengangguran sesungguhnya bukan hanya factor kependudukan saja. Yang perlu di perhatikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah :
f. Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan perbaikan mutu pendidikan.
g.   Pengendalian pertumbuhan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga berencana, perbaikan l       kayanan kesehatan dasar.
h.  Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
i. Penyempurnaan sistem informasi kependudukan, melalui program pengembangan administrasi, dan peralatan statistik kependudukan.
j.  Pendayaguanaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.
Jenis & macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
§  Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
§  Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
§  Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
§  Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§  Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
§  Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.     Akibat permintaan berkurang
2.     Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.     Akibat kebijakan pemerintah
§  Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
§  Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
§  Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
§  Pengangguran siklus
§  Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.


PENUTUP
      Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya sebagai penulis meminta saran dan kritikan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bias menjadi sumber pembelajaran bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan yang lebih bermanfaat lagi, dalam mata kuliah perekonomian indonesia. Dan saya sebagai penulis apabila ada salah-salah dalam penyajian informasi dalam makalah ini meminta maaf,dan trimakasih bagi pembaca yang mau memberikan saran dan kritikan serta telah menyempatkan membaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, 1997.Perekonomian indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.

2 komentar:

  1. makalahnya bagus gan, mohon kunjungan balik dan komentarnya ya ... sertakan pula link situ punya blog untuk saya kunjungi balik biar lebih akrab sesama blogger swe...er

    http://najibkarya.blogspot.com/2013/07/artikel-kependudukan-tentang-masalah.html

    he.. he.. taw aja kalau ane maw promosi link

    BalasHapus
  2. Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
    Get directions, reviews 오산 출장안마 and information for Borgata Hotel Casino & Spa in 당진 출장마사지 Atlantic 태백 출장안마 City, NJ. Address: 3131 S. 하남 출장마사지 Flamingo Way, Atlantic 광주 출장마사지 City, NJ 08401.

    BalasHapus